JENIS DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN BI, SI DAN PENGAJARAN
Disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Metodologi Penelitian
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan
secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk
menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus
dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitin,
yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri
keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Koleksi
data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena hanya
dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung
sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah
ditetapkan. Data yang kita cari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan
teknik sampling yang benar, kita sudah mendapatkan strategi dan prosedur
yang akan kita gunakan dalam mencari data di lapangan. Pada bagian ini, kita
akan membahas jenis data apa saja yang dapat kita pergunakan untuk penelitian
kita.
Selain itu, dalam melaksanakan
kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang
sangat integral dan termasuk dalam komponen metodelogi penelitian karena instrumen
penelitian merupakan
alat yang
digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.
Suatu intrumen yang baik tentu harus
memiliki validitas dan realibitas yang baik. Untuk memperoleh instrument yang
baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya
juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrument.
Berkaiatan dengan hal tersebut, maka
penulis akan membahas berbagai hal terkait dengan metodologi penelitian yang di
dalamnya terdapat berbagai hal seperrti pengertian, jenis, metode dan
lain-lain. Dalam makalah ini, penulis hanya berfokus pada pembahasan mengenai
jenis data metodelogi penelitian dan instrumen dalam metodelogi penelitian.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana bentuk jenis
data dalam metodelogi penelitian?
2.
Bagaimana bentuk
instrumen penelitian dalam metodelogi penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mendiskripsikan
bentuk jenis data dalam metodelogi penelitian.
2. Mendiskripsikan
bentuk instrumen penelitian dalam metodelogi penelitian.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan
gambaran tentang jenis data dalam metodelogi penelitian
2. Memberikan
bentuk instrumen penelitian dalam metodelogi penelitian.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi
penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud
suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol
lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek,
kejadian ataupun suatu konsep. Dalam hal ini aktivitas penelitian tidak bisa terlepas dari
keberadaan info yang merupakan bahan utama untuk membuat gambaran spesifik
tentang objek penelitian. Data merupakan fakta empirik yang sudah dikumpulkan
oleh peneliti untuk memecahkan masalah / menjawab pertanyaan penelitian. Data
penelitian bisa berasal dari berbagai hal yang dikumpulkan dengan memakai
berbagai teknik selama proses penelitian berlangsung.
2.2
Jenis-Jenis Data
2.2.1
Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
·
Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat / dikumpulkan
oleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data primer biasanya disebut
dengan data asli / data baru yang mempunyai sifat up to date. Untuk memperoleh
data primer, peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung. Cara yang bisa
digunakan peneliti untuk mencari data primer yaitu observasi, diskusi terfokus,
wawancara serta penyebaran kuesioner. Contoh: Mewawancarai langsung penonton bioskop untuk
meneliti preferensi konsumen bioskop.
·
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat / dikumpulkan peneliti dari semua
sumber yang sudah ada dalam artian peneliti sebagai tangan kedua. Data sekunder
bisa didapat dari berbagai sumber misalnya biro pusat statistik yang biasanya
disingkat dengan BPS, jurnal buku, laporan dan lain sebagainya. Pemahaman pada
ke 2 jenis data di atas dibutuhkan sebagai landasan untuk menentukan cara dan
langkah-langkah pengumpulan data penelitian. Contohnya adalah pada peneliti
yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.
2.2.2 Data Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifat dan
bentuknya, data penelitian bisa dibedakan menjadi 2 jenis yaitu data kualitatif (data yang
berbentuk kata – kata atau kalimat ) dan data kuantitatif ( data yang berbentuk
angka). Data kuantitatif bisa dikelompokkan berdasarkan teknik mendapatkannya
yakni data diskrit serta data kontinum. Data berdasarkan sifatnya, data
kuantitatif tersusun atas data nominal, data interval, data rasio dan data
ordinal.
·
Data
kualitatif, data kualitatif merupakan data yang berbentuk kalimat bukan
berbentuk angka. Data kualitatif didapat melalui berbagai jenis cara
pengumpulan data seperti analisis dokumen, wawancara, diskusi terfokus, /
observasi yang sudah dituangkan ke dalam catatan lapangan / transkrip. Bentuk
lain dari data kualitatif adalah foto yang didapat melalui pemotretan / rekaman
video.
·
Data
kuantitatif, merupakan data yang berbentuk angka / bilangan. Sesuai dengan
kriterianya, data kuantitatif bisa diolah / dianalisis memakai teknik
perhitungan statistika / matematika.
2.2.3
Jenis Data Berdasarkan Sumber Data
·
Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan
kondisi pada suatu organisasi secara internal. Contohnya data keuangan, data
pegawai, data produksi, dsb.
·
Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta
kondisi yang ada di luarorganisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan sua
tu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan
lain sebagainya.
2.2.4
Jenis-jenis Data Menurut Waktu
Pengumpulannya
·
Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu
tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT.
Angin Ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.
·
Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu
dari waktu ke waktu atau periode secara historis. Contoh data time series
adalah data perkembangan nilai tukar dollar Amerika terhadap euro Eropa dari
tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah Nurdin m. top dan Doktor azahari
dari bulan ke bulan, dll.
2.3 Pengertian Instrumen
Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134),
instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan di permudah olehnya.
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat
bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.
Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata (2008:52) adalah alat yang
digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas
atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis
biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi
mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif,perangsangnya adalah pertanyaan.
Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang
diteliti.
2.4 Instrumen Penelitian Untuk
Penelitian Kualitatif
Satu-satunya instrumen terpenting dalam
penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti mungkin menggunakan
alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset,
atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung
pada peneliti itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif yang
menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, maka
peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman
metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti,
kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik secara akademik maupun
logiknya- (Sugiono,2009:305).
Peneliti kualitatif sebagai human
instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai
sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono,2009:306).
Peneliti sebagai instrumen atau alat
penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Peneliti
sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang
harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
b) Peneliti
sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat
mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c) Setiap situasi
merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket
yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia
d) Suatu situasi
yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan
semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya, menyelaminya
berdasarkan pengetahuan kita
e) Peneliti
sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat
menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah
pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika
f) Hanya manusia
sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan
pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh
penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan (Sugiono 2009: 308).
Peneliti sebagai instrumen (disebut
"Paricipant-Observer") di samping memiliki kelebihan-kelebihan, juga
mengandung beberapa kelemahan. Kelebihannya antara lain:
a) Peneliti dapat langsung melihat,
merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dengan
demikian, peneliti akan lambat laut "memahami" makna-makna apa saja
yang tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini adalah salah
satu tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian kualitatif.
b) Peneliti akan mampu menentukan kapan
penyimpulan data telah mencukupi, data telah jenuh, dan penelitian dihentikan.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh instrumen
(misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi penelitian pada variabel-variabel
tertentu saja.
c) Peneliti dapat langsung melakukan
pengumpulan data, menganalisanya, melakukan refleksi secara terus menerus, dan
secara gradual "membangun" pemahaman yang tuntas tentang sesuatu hal.
Ingat, dalam penelitian kualitatif, peneliti memang "mengkonstruksi"
realitas yang tersembunyi (tacit) di dalam masyarakat.
Sementara beberapa kelemahan peneliti
sebagai instrumen adalah
a) Tidak mudah menjaga obyektivitas dan
netralitas peneliti sebagai peneliti. Keterlibatan subjek memang bagus dalam
penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-hati, peneliti akan secara tidak
sadar mencampuradukkan antara data lapangan hasil observasi dengan
pikiran-pikirannya sendiri.
b) Pengumpulan data dengan cara menggunakan
peneliti sebagai instrumen utama ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti
dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil penelitian. Peneliti juga
harus memiliki sensitifitas/kepekaan dan "insight" (wawasan) untuk
menangkap simbol-simbol dan makna-makna yang tersembunyi. pengalaman belajar
ini sifatnya sangat pribadi, peneliti seringkali mengalami kesulitan untuk
mengungkapkannya dalam bentuk tertulis.
c) Peneliti harus memiliki cukup kesabaran
untuk mengikuti dan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada subjek yang
ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian dianggap selesai jika
kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui statusnya, diterima atau
ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap dengan hasil penelitian yang
bersifat plural (beragam), sering tidak terduga sebelumnya, dan sulit
ditentukan kapan selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi
ketepatan jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidak mungkin dicapai
seperti dalam penelitian kuantitatif.
2.5 Instrumen Penelitian Untuk
Penelitian Kuantitatif
Jika dalam penelitian kualitatif,
instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri, maka dalam
penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang
"independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen
sebagus mungkin, apapun instrumen itu.
Pada umumnya instrument penelitian dalam
penelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu
alat yang berisi serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh responden untuk mengukur
suatu aspek tertentu,
sesuai dengan tujuan penelitian. Selain tes, terdapat instrumen berupa nontes, seperti
skala sikap atau daptar pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang
menggunakan teknik pengumpulan data jenis angket, pedoman wawancara untuk
peneliti yang menggunakan teknik intervieu atau wawancara, pedoman observasi
untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan lainnya.
Skala bertingkat (ratings) adalah suatu ukuran subyaktif
yang dibuat berskala. Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang
kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu tentang program atau orang.
Intrumen ini dapat dengan mudah menberikan gambaran penampilan, terutama
panampilan di dalam orang menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi
munculnya sifat-sifat.
Pedoman
wawancara berisi sebuah daftar pertanyaan yang mungkin akan diajukan kepada
responden. Sedangkan pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang
mungkin timbul dan akan diamati.
2.6
Langkah-Langkah Menyusun Instrumen
Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam penyusunan
instrumen penelitian, yaitu :
a) Mengidentifikasikan
variabel-variabel yang diteliti.
b) Menjabarkan variabel menjadi
dimensi-dimensi.
c) Mencari indikator dari setiap
dimensi.
d) Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen.
e) Merumuskan item-item pertanyaan atau
pernyataan instrumen.
f) Petunjuk pengisian instrumen.
2.7 Validitas Dan Reliabilitas
Instrumen
Semua instrumen (baik yang tes maupun
non tes) harus memiliki dua syarat yaitu Valid dan reliabel. Valid
berarti instrumen secara akurat mengukur objek yang harus diukur. Reliabel
berarti hasil pengukuran konsisten dari waktu ke waktu. Menurut Ibnu Hadjar (1996:160),
kualitas instrumen ditentukan oleh dua kriteria utama: validitas dan
reliabilitas. Validitas suatu instrumen menurutnya menunjukkan seberapa jauh dia
dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat
konsistensi dan akurasi hasil pengukuran.
Sumadi Suryabrata (2008:60) mengemukakan bahwa validitas
instrumen didefinisikan sebagai sejauh mana instrumen itu merekam/mengukur apa
yang dimaksudkan untuk direkam/diukur. Sedangkan reliabilitas instrumen merujuk
kepada konsistensi hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu
digunakan oleh orang atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan, atau
kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang
berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan.
Menurut Burhan Bungin (2005: 96) Validitas alat ukur adalah
akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan di
mana-mana. Sedangkan reliabilitas alat ukur menurutnya adalah
kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Misalnya, menimbang beras dengan
timbangan beras, mengukur panjang kain dengan meter, dan sebagainya.
Reliabilitas mempunyai tiga dimensi
yaitu Stabilitas, Ekivalensi, dan Konsistensi Internal (O'Sullivan &
Rassel, 1995). Stabilitas mengacu pada kemampuan instrumen untuk menghasilkan
data yang sama dari waktu ke waktu (dengan asumsi objek yang diukur tidak
berubah).
Ekivalensi mengacu pada kemampuan dua
atau lebih macam instrumen yang dibuat dua atau lebih peneliti untuk mengukur
satu hal yang sama. Misalnya, dua peneliti mengukur penggunaan listrik di suatu
aula. Dua peneliti ini menggunakan dua instrumen yang berbeda. Tetapi jika
temuan kedua peneliti ini sama, maka instrumen mereka memilki sifat
"ekivalen".
Konsistensi internal tercapai jika
semua item dalam instrumen mengukur satu hal yang sama. Jika terdapat 10
pertanyaan tentang motivasi, maka ke 10 pertanyaan itu mengukur hal yang sama
(motivasi).
2.8 Pengujian Validitas Instrumen
Ada tiga jenis pengujian Validitas Instrumen. (Sugiyono:
2010)
a) Pengujian Validitas Konstruk
Instrumen yang mempunyai validitas konstruk jika instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan dengan yang
didefinisikan. Misalnya akan mengukur efektivitas kerja, maka perlu
didefinisikan terlebih dahulu apa itu efektivitas kerja. Setelah itu disiapkan instrumen
yang digunakan untuk mengukur efektivitas kerja sesuai dengan definisi.
Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan
pendapat ahli. Setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan
diukur, dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan
dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun
itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang, dan umumnya mereka
telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.
Setelah pengujian konstruk dengan ahli, maka diteruskan
dengan uji coba instrumen. Setelah data ditabulasi, maka pengujian validitas
konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan
mengkorelasikan antar skor item instrumen.
b) Pengujian Validitas Isi (Content)
Instrumen yang harus memiliki validitas isi adalah instrumen
yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar dan mengukur efektivitas
pelaksanaan program dan tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yang
mempunyai validitas isi, maka instrumen harus disusun berdasarkan materi
pelajaran yang telah diajarkan. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk
mengetahui pelaksanaan program, maka instrumen disusun berdasarkan program yang
telah direncanakan. Untuk instrumen yang berbentuk tes, maka pengujian
validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan
materi pelajaran yang telah diajarkan.
Jika dosen memberikan ujian di luar pelajaran yang telah
ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut tidak mempunyai validitas isi.
Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu
dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel
yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur, dan nomor butir (item) pertanyaan
atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian
validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
c) Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara
membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen
dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya instrumen untuk
mengukur kinerja sekelompok pegawai. Maka kriteria kinerja pada instrumen
tersebut dibandingkan dengan catatan-catatan di lapangan (empiris) tentang
kinerja yang baik. Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen
dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai
Validitas eksternal yang tinggi.
2.9 Pengujian Reliabilitas
Instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen menurut Sugiyono (2010:354)
dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal, pengujian
dilakukan dengan test – retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya.
Secara internal pengujian dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir
yang ada pada instrumen dengan teknik-teknik tertentu.
a) Test retest
Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada responden
yang sama dengan instrumen yang sama dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas
diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya.
Bila koefisien korelasi positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah
dinyatakan reliabel.
b) Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara
bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Misalnya, berapa tahun pengalaman
Anda bekerja di lembaga ini? Pertanyaan tersebut ekuivalen dengan tahun
berapa Anda mulai bekerja di lembaga ini?
Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi
instrumennya dua dan berbeda, pada responden yang sama. Reliabilitas
diukur denganncara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan
instrumen yang dijadikan ekuivalennya. Bila korelasi positif dan
signifikan, maka instrumen dapat dinyatakan reliabel.
c) Gabungan
Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen
yang ekuivalen beberapa kali ke responden yang sama, cara ini merupakan
gabungan dari test-retest (stability) dan ekuivalen.
Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua
instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya
dikorelasikan secara silang. Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang
berbeda, maka akan dapat dianalisis keenam koefisien reliabilitas. Bila
keenam koefisien korelasi itu semuanya positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan
bahwa instrumen itu reliabel.
d) Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency,
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang
diperoleh dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Hasil analisis dapat
digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.
2.10 Contoh – contoh Penerapan Instrumen
Penelitian
a) Penerapan Instrumen Penelitian
Sastra
Dalam Penelitian sastra tak lepas penelitian
lapangan dilakukan dalam kaitannya dengan objek penelitian yang memanfaatkan
kejadian langsung seperti penerbit, pembacaan, penggunaan, pementasan dan
sebagainya. Penelitian terhadap sastra lisan membutuhkan penelitian lapangan.
Penelitian kepustakaan dilakukan dalam kaitannya dengan novel, teks drama,
cerita pendek dan puisi.
Cara operasional mengumpulkan data disebut data reduction
atau data selection. Tindakan mereduksi data adalah memfokuskan diri pada data
yang dibutuhkan sesuai dengan kriteria atau parameter yang telah ditentukan.
Ada lima cara yang dilakukan untuk mereduksi data yaitu:
1) Menyiapkan
lembar pengumpulan data
2) Menyeleksi data
3) Memberi deskripsi
4) Menarik
kesimpulan
b) Penerapan Instrumen Penelitian
Bahasa
Dalam instrument penelitihan Bahasa
kita dapat menggunakan metode analisis tindak tutur mahasiswa PBSI angkatan
2014. Dalam menggunakan metode ini peneliti harus mewawancarai tindak tutur
mahasiswa PBSI, mana yang menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, ada
yang menggunakan Bahasa daerah tempat tingganya dan ada juga menggunkan Bahasa
alay atau kekinian.
c) Penerapan Instrumen Penelitian
Pengajaran
Dalam instrument penelitian
pengajaran, peneliti harus mengobervasi ruang lingkup sekolah yang akan
diteliti. Tes
adalah salah satu instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa-i
dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi. Kriteria instrumen tes
adalah hendaknya memiliki tingkat validitas (dapat mengukur apa yang hendak
diukur) dan memiliki tingkat reabilitas (tes dapat memberikan informasi yang
konsisten).
Jenis-jenis tes berdasarkan jumlah
pesertanya adalah :
1) Tes kelompok adalah : tes yang
dilakukan terhadap beberapa siswa-i secara bersamaan.
2) Tes individual adalah : tes yang
diberikan kepada siswa-i untuk perorangan.
Jenis tes berdasarkan cara
pelaksanaannya adalah :
1) Tes tulis
·
Tes esai (uraian)
·
Tes obyektif (tes benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan
atau melengkapi)
2) Tes lisan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan materi diatas dapat
saya simpulkan bahwa, pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data merupakan
hal penting dalam penelitian. Pengumpulan data dan instrumen penelitian adalah
merupakan alat yang digunakan untuk meneliti dan mengumpulkan data dan
disajikan dalam bentuk sistematis guna memecahkan atau menguji suatu hipotesis.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian kuantitatif ada beberapa cara diantaranya, angket
(kuesioner), wawancara, dan observasi. Sedangkan pada penelitian kualitatif
dapat menggunakan cara wawancara, dokumentasi, observasi dan sebagainya.
Daftar
Pustka
Ibnu Hadjar. 1996. Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Iskandar. 2008. Metodologi
Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: Gaung Persada Press.
M. Burhan Bungin. 2005.Metodologi
Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, ekonomi, dan kebij akan p ublik serta ilmu-ilmu
sosial lainnya. Jakarta: Prenada Media.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2000. Manaj emen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. 2008.Metodologi Penelitian. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
SUMBER:
http://pradiptavian.wordpress.com/2012/04/28/metode-pengumpulan-data-pengertian-data-jenis-data-pengertian-variabel-macam-macam-variabel/
http://jam-analyst.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-sampel.html#!/2012/03/jenis-jenis-sampel.html
http://pradiptavian.wordpress.com/2012/04/28/metode-pengumpulan-data-pengertian-data-jenis-data-pengertian-variabel-macam-macam-variabel/
http://jam-analyst.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-sampel.html#!/2012/03/jenis-jenis-sampel.html
No comments:
Post a Comment