Kumpulan Karya Sastra Indonesia

Friday, November 3, 2017

JENIS DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN BI, SI DAN PENGAJARAN

JENIS DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN BI, SI DAN PENGAJARAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitin, yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan  kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Data yang kita cari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan teknik sampling yang benar, kita sudah mendapatkan strategi dan  prosedur yang akan kita gunakan dalam mencari data di lapangan. Pada bagian ini, kita akan membahas jenis data apa saja yang dapat kita pergunakan untuk penelitian kita.
Selain itu, dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodelogi penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.
Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan realibitas yang baik. Untuk memperoleh instrument yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrument.
Berkaiatan dengan hal tersebut, maka penulis akan membahas berbagai hal terkait dengan metodologi penelitian yang di dalamnya terdapat berbagai hal seperrti pengertian, jenis, metode dan lain-lain. Dalam makalah ini, penulis hanya berfokus pada pembahasan mengenai jenis data metodelogi penelitian dan instrumen dalam metodelogi penelitian.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana bentuk jenis data dalam metodelogi penelitian?
2.      Bagaimana bentuk instrumen penelitian dalam metodelogi penelitian?

1.3  Tujuan Penelitian
1.      Mendiskripsikan bentuk jenis data dalam metodelogi penelitian.
2.      Mendiskripsikan bentuk instrumen penelitian dalam metodelogi penelitian.

1.4  Manfaat Penelitian
1.      Memberikan gambaran tentang jenis data dalam metodelogi penelitian
2.      Memberikan bentuk instrumen penelitian dalam metodelogi penelitian.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep. Dalam hal ini aktivitas penelitian tidak bisa terlepas dari keberadaan info yang merupakan bahan utama untuk membuat gambaran spesifik tentang objek penelitian. Data merupakan fakta empirik yang sudah dikumpulkan oleh peneliti untuk memecahkan masalah / menjawab pertanyaan penelitian. Data penelitian bisa berasal dari berbagai hal yang dikumpulkan dengan memakai berbagai teknik selama proses penelitian berlangsung.

2.2      Jenis-Jenis Data
2.2.1 Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
·         Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat / dikumpulkan oleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya. Data primer biasanya disebut dengan data asli / data baru yang mempunyai sifat up to date. Untuk memperoleh data primer, peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung. Cara yang bisa digunakan peneliti untuk mencari data primer yaitu observasi, diskusi terfokus, wawancara serta penyebaran kuesioner. Contoh: Mewawancarai langsung penonton bioskop untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
·         Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat / dikumpulkan peneliti dari semua sumber yang sudah ada dalam artian peneliti sebagai tangan kedua. Data sekunder bisa didapat dari berbagai sumber misalnya biro pusat statistik yang biasanya disingkat dengan BPS, jurnal buku, laporan dan lain sebagainya. Pemahaman pada ke 2 jenis data di atas dibutuhkan sebagai landasan untuk menentukan cara dan langkah-langkah pengumpulan data penelitian. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.

2.2.2 Data Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifat dan bentuknya, data penelitian bisa dibedakan menjadi 2 jenis yaitu data kualitatif (data yang berbentuk kata – kata atau kalimat ) dan data kuantitatif ( data yang berbentuk angka). Data kuantitatif bisa dikelompokkan berdasarkan teknik mendapatkannya yakni data diskrit serta data kontinum. Data berdasarkan sifatnya, data kuantitatif tersusun atas data nominal, data interval, data rasio dan data ordinal.
·            Data kualitatif, data kualitatif merupakan data yang berbentuk kalimat bukan berbentuk angka. Data kualitatif didapat melalui berbagai jenis cara pengumpulan data seperti analisis dokumen, wawancara, diskusi terfokus, / observasi yang sudah dituangkan ke dalam catatan lapangan / transkrip. Bentuk lain dari data kualitatif adalah foto yang didapat melalui pemotretan / rekaman video.
·          Data kuantitatif, merupakan data yang berbentuk angka / bilangan. Sesuai dengan kriterianya, data kuantitatif bisa diolah / dianalisis memakai teknik perhitungan statistika / matematika.

2.2.3 Jenis Data Berdasarkan Sumber Data
·         Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Contohnya data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb.
·         Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luarorganisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan sua tu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.
  
2.2.4 Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya
·         Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. Angin Ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.
·         Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar Amerika terhadap euro Eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah Nurdin m. top dan Doktor azahari dari bulan ke bulan, dll.

2.3 Pengertian Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang  dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut   menjadi sistematis dan di permudah olehnya.
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.  Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata (2008:52) adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut  psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif,perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah  pernyataan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel  yang sedang diteliti.

2.4 Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif
Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada peneliti itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri,  maka peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik secara akademik maupun logiknya- (Sugiono,2009:305).
Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono,2009:306).
Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a)      Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
b)  Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c)      Setiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia
d)    Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita
e) Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika
f) Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan (Sugiono 2009: 308).
Peneliti sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer") di samping memiliki kelebihan-kelebihan, juga mengandung beberapa kelemahan. Kelebihannya antara lain:
a)      Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut "memahami" makna-makna apa saja yang tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini adalah salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian kualitatif.
b)      Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah mencukupi, data telah jenuh, dan penelitian dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi penelitian pada variabel-variabel tertentu saja.
c)      Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya, melakukan refleksi secara terus menerus, dan secara gradual "membangun" pemahaman yang tuntas tentang sesuatu hal. Ingat, dalam penelitian kualitatif, peneliti memang "mengkonstruksi" realitas yang tersembunyi (tacit) di dalam masyarakat.

Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai instrumen adalah
a)      Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas peneliti sebagai peneliti. Keterlibatan subjek memang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-hati, peneliti akan secara tidak sadar mencampuradukkan antara data lapangan hasil observasi dengan pikiran-pikirannya sendiri.
b)      Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti sebagai instrumen utama ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil penelitian. Peneliti juga harus memiliki sensitifitas/kepekaan dan "insight" (wawasan) untuk menangkap simbol-simbol dan makna-makna yang tersembunyi. pengalaman belajar ini sifatnya sangat pribadi, peneliti seringkali mengalami kesulitan untuk mengungkapkannya dalam bentuk tertulis.
c)      Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian dianggap selesai jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui statusnya, diterima atau ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap dengan hasil penelitian yang bersifat plural (beragam), sering tidak terduga sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidak mungkin dicapai seperti dalam penelitian kuantitatif.

2.5 Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kuantitatif
Jika dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri, maka dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang "independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu.
Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non tes.  Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuan penelitian.  Selain tes, terdapat instrumen berupa nontes, seperti skala sikap atau daptar pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan data jenis angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik intervieu atau wawancara, pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan lainnya. 
Skala bertingkat (ratings) adalah suatu ukuran subyaktif yang dibuat berskala. Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini dapat dengan mudah menberikan gambaran penampilan, terutama panampilan di dalam orang menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi munculnya sifat-sifat.
Pedoman wawancara berisi sebuah daftar pertanyaan yang mungkin akan diajukan kepada responden. Sedangkan pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.

2.6 Langkah-Langkah Menyusun Instrumen
Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam penyusunan instrumen penelitian, yaitu :
a)      Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.
b)      Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi.
c)      Mencari indikator dari setiap dimensi.
d)     Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen.
e)      Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen.
f)       Petunjuk pengisian instrumen.

2.7 Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus memiliki dua syarat yaitu Valid dan reliabel. Valid berarti instrumen secara akurat mengukur objek yang harus diukur. Reliabel berarti hasil pengukuran konsisten dari waktu ke waktu. Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen ditentukan oleh dua kriteria utama: validitas dan reliabilitas. Validitas suatu instrumen menurutnya menunjukkan seberapa jauh dia dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran.
Sumadi Suryabrata (2008:60) mengemukakan bahwa validitas instrumen didefinisikan sebagai sejauh mana instrumen itu merekam/mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam/diukur. Sedangkan reliabilitas instrumen merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan, atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang berbeda   dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan.
Menurut Burhan Bungin (2005: 96) Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan di mana-mana. Sedangkan reliabilitas alat ukur   menurutnya adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat   dipercaya atau dapat diandalkan. Misalnya, menimbang beras dengan timbangan beras, mengukur panjang kain dengan meter, dan sebagainya.
Reliabilitas mempunyai tiga dimensi yaitu Stabilitas, Ekivalensi, dan Konsistensi Internal (O'Sullivan & Rassel, 1995). Stabilitas mengacu pada kemampuan instrumen untuk menghasilkan data yang sama dari waktu ke waktu (dengan asumsi objek yang diukur tidak berubah).
Ekivalensi mengacu pada kemampuan dua atau lebih macam instrumen yang dibuat dua atau lebih peneliti untuk mengukur satu hal yang sama. Misalnya, dua peneliti mengukur penggunaan listrik di suatu aula. Dua peneliti ini menggunakan dua instrumen yang berbeda. Tetapi jika temuan kedua peneliti ini sama, maka instrumen mereka memilki sifat "ekivalen".
Konsistensi internal tercapai jika semua item dalam instrumen mengukur satu hal yang sama. Jika terdapat 10 pertanyaan tentang motivasi, maka ke 10 pertanyaan itu mengukur hal yang sama (motivasi).

2.8 Pengujian Validitas Instrumen
Ada tiga jenis pengujian Validitas Instrumen. (Sugiyono: 2010)
a)      Pengujian Validitas Konstruk
Instrumen yang mempunyai validitas konstruk jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan dengan yang didefinisikan. Misalnya akan mengukur efektivitas kerja, maka perlu didefinisikan terlebih dahulu apa itu efektivitas kerja. Setelah itu disiapkan instrumen yang digunakan untuk mengukur efektivitas kerja sesuai dengan definisi.
Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat ahli. Setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur, dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang, dan umumnya mereka telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.
Setelah pengujian konstruk dengan ahli, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Setelah data ditabulasi, maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan   mengkorelasikan antar skor item instrumen.
b)      Pengujian Validitas Isi (Content)
Instrumen yang harus memiliki validitas isi adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar dan mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yang mempunyai validitas isi, maka instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan program, maka instrumen disusun berdasarkan program yang telah direncanakan. Untuk instrumen yang berbentuk tes, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
Jika dosen memberikan ujian di luar pelajaran yang telah ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut tidak mempunyai validitas isi. Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur, dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator.  Dengan kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
c)      Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya instrumen untuk mengukur kinerja sekelompok pegawai. Maka kriteria kinerja pada instrumen tersebut dibandingkan dengan catatan-catatan di lapangan (empiris) tentang kinerja yang baik. Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai Validitas eksternal yang tinggi.

2.9 Pengujian Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen menurut Sugiyono (2010:354) dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal, pengujian dilakukan dengan test – retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal pengujian dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik-teknik tertentu.
a)      Test retest
Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada responden yang sama dengan instrumen yang sama dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
b)       Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Misalnya, berapa tahun pengalaman Anda bekerja di lembaga ini? Pertanyaan tersebut ekuivalen dengan tahun berapa Anda mulai bekerja di lembaga ini?
Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua dan berbeda, pada responden yang sama. Reliabilitas diukur denganncara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan instrumen yang dijadikan ekuivalennya. Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrumen dapat dinyatakan reliabel.
c)      Gabungan
Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang ekuivalen beberapa kali ke responden yang sama, cara ini merupakan gabungan dari test-retest (stability) dan ekuivalen.
Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya dikorelasikan secara silang. Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda, maka akan dapat dianalisis keenam koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien korelasi itu semuanya positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa instrumen itu reliabel.
d)     Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.

2.10 Contoh – contoh Penerapan Instrumen Penelitian
a) Penerapan Instrumen Penelitian Sastra
            Dalam Penelitian sastra tak lepas penelitian lapangan dilakukan dalam kaitannya dengan objek penelitian yang memanfaatkan kejadian langsung seperti penerbit, pembacaan, penggunaan, pementasan dan sebagainya. Penelitian terhadap sastra lisan membutuhkan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan dalam kaitannya dengan novel, teks drama, cerita pendek dan puisi.
Cara operasional mengumpulkan data disebut data reduction atau data selection. Tindakan mereduksi data adalah memfokuskan diri pada data yang dibutuhkan sesuai dengan kriteria atau parameter yang telah ditentukan. Ada lima cara yang dilakukan untuk mereduksi data yaitu:
1)      Menyiapkan lembar pengumpulan data
2)      Menyeleksi data
3)      Memberi deskripsi
4)      Menarik kesimpulan

b) Penerapan Instrumen Penelitian Bahasa
            Dalam instrument penelitihan Bahasa kita dapat menggunakan metode analisis tindak tutur mahasiswa PBSI angkatan 2014. Dalam menggunakan metode ini peneliti harus mewawancarai tindak tutur mahasiswa PBSI, mana yang menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, ada yang menggunakan Bahasa daerah tempat tingganya dan ada juga menggunkan Bahasa alay atau kekinian.

c) Penerapan Instrumen Penelitian Pengajaran
            Dalam instrument penelitian pengajaran, peneliti harus mengobervasi ruang lingkup sekolah yang akan diteliti. Tes adalah salah satu instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa-i dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi. Kriteria instrumen tes adalah hendaknya memiliki tingkat validitas (dapat mengukur apa yang hendak diukur) dan memiliki tingkat reabilitas (tes dapat memberikan informasi yang konsisten).
Jenis-jenis tes berdasarkan jumlah pesertanya adalah :
      1)      Tes kelompok adalah : tes yang dilakukan terhadap beberapa siswa-i secara bersamaan.
      2)      Tes individual adalah : tes yang diberikan kepada siswa-i untuk perorangan.

Jenis tes berdasarkan cara pelaksanaannya adalah :
     1)      Tes tulis
·         Tes esai (uraian)
·         Tes obyektif (tes benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan atau melengkapi)
      2)      Tes lisan


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan materi diatas dapat saya simpulkan bahwa, pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data merupakan hal penting dalam penelitian. Pengumpulan data dan instrumen penelitian adalah merupakan alat yang digunakan untuk meneliti dan mengumpulkan data dan disajikan dalam bentuk sistematis guna memecahkan atau menguji suatu hipotesis.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian kuantitatif ada beberapa cara diantaranya, angket (kuesioner), wawancara, dan observasi. Sedangkan pada penelitian kualitatif dapat menggunakan cara wawancara, dokumentasi, observasi dan sebagainya. 


Daftar Pustka
Ibnu Hadjar. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan.  Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).  Jakarta: Gaung Persada Press.

M. Burhan Bungin. 2005.Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, ekonomi, dan kebij akan p ublik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Prenada Media.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2000. Manaj emen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. 2008.Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.










No comments:

Post a Comment

ANALISIS DRAMA “BILA MALAM BERTAMBAH MALAM” KARYA PUTU WIJAYA

ANALISIS DRAMA “ BILA MALAM BERTAMBAH MALAM ” KARYA PUTU WIJAYA Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Apresiasi Sastra dan Drama BAB...